kepuasan gambar


Kepuasan sepenuhnya
Written by Safa
Thursday, 14 January 2010 12:08
Wedding_Pic02 by saffaridha.


Aku suka gambar kawin yang timbul, ada emosi, expression yang baik dan kemas. Framing/cropping yang baik juga memberi peranan dalam gambar. Point untuk membuat editing ialah untuk memperbaiki kelemahan dan seterusnya meningkatkan mood viewer. Gambar di atas sebenarnya agak gelap dibahagian muka. Dengan editing, anda boleh upkan kecerahan gambar.

Jikalau anda sedar, tren fotografer di dalam fotografi kawin nih semuanya sama. Anda bermula sebagai newbie dengan beginner level DSLR dan kit lens. Di situ anda akan melihat keupayaan anda dan gear anda dan mempelajari kelemahan dan kelebihan anda. Apabila ada peningkatan, anda upgrade gears anda, flash, lens dsb.

Kemuncak pertama, apabila anda ada lens portrait. Main depth of field. Kemuncak ke-2, apabila anda main flash lighting. Aku akui, aku memang gian bermain dengan lighting. Kesemuanya gara-gara bagaimana hendak membuatkan gambar nampak seakan2 marveles. Walaupun sebenarnya subjektif.


Kemuncak ke-4 yang aku still idamkan ialah mempunyai lens high end gears seperti lens wide open, lens yang boleh memberi kepuasan maksima dari segi sharpness, dan color. Full Frame body yang memberi kelebihan dari segi DOF dsb. Pointnya, natural. Kelemahan high end gears ialah mahal dan berat. Contoh lens yang aku nak ialah Zuiko 14-100 f/2, yang berharga RM16k.

Pengakhirannya yang aku dapat lihat ialah kembali kepada basic DSLR, ringan dan tak perlu nak menunjuk-nunjuk. Kalau nak diikutkan tak payah la nak upgrade gears, buat editing, upkan gambar dah boleh jadi macam pro. Walaubagaimanapun, kami di Fotoeve Asia mementingkan kedua-duanya, kepuasan mengambil gambar dan editing, dan kepuasan pelanggan terhadap hasil kerja kami. Satisfaction in everything.

masa depan Fotografi

Digital Photography Workflow bersama Intel Core i7 980X dan Masa Depan Fotografi
Kristupa Saragih
| 29 Maret 2010 | 17:08
277
14



3 dari 4 Kompasianer menilai Inspiratif.
Wiwin Yulius

Workshop fotografi Intel® Turbo Boost™-ing The Digital Workflow - Foto oleh: Wiwin Yulius

Masa depan fotografi adalah fotografi digital. Hal ini tak terelakkan. Akankah Anda berada di pusat arus dan menjadi bagian sejarah ataukah tersingkir?

Memotret secara digital musti dilandasi dasar fotografi yang benar. Memotret dengan benar adalah penting, maka foto bagus akan secara alamiah akan terbentuk melalui proses. Tanpa pemahaman dasar fotografi yang benar, maka foto sampah diolah digital bagaimanapun juga akan menjadi sampah. Garbage in, garbage out.
Wiwin Yulius

Diawali materi di kelas - Foto oleh: Wiwin Yulius

Bersama para peserta workshop fotografi Intel® Turbo Boost™-ing The Digital Workflow, saya mempraktekkan proses image capture yang benar. Hasil-hasil pemotretan yang dibuat bareng-bareng di Jakarta pada hari Sabtu (27/3) lalu lantas dijadikan bahan awal untuk dicemplungkan ke alur kerja fotografi digital, alias digital photography workflow. Alur kerja tersebut diawali dengan pemotretan (capture), dilanjutkan dengan penyimpanan (storage), kemudian diolah digital (editing), lantas dipublikasikan (share).

Penanganan foto dalam jumlah banyak dan resolusi tinggi membutuhkan komputer yang handal. Resolusi tinggi berarti ukuran file foto yang besar pula. Apalagi jika foto-foto tersebut akan dipublikasikan untuk berbagai kepentingan, baik digital maupun cetak.
Wiwin Yulius

Praktek memotret dengan transfer file foto tethered langsung ke komputer dan ditayangkan langsung di layar untuk evaluasi. Foto oleh: Wiwin Yulius

Pada workshop hari Sabtu di Jakarta itu pula saya sempat menjajal prosesor terbaru Intel yakni Core™ i7 980X untuk kali pertama. Setelah sempat menjajal Core™ i7 965 dan Core™ i7 870, mencoba kecepatan Core™ i7 980X jadi hasrat tersendiri. Core™ i7 965 berkecepatan 3.20 Ghz, sementara Core™ i7 980X unggul dengan kecepatan prosesor 3.33 Ghz.
Wiwin Yulius

Hasil pemotretan diolah digital dengan bimbingan pakar olah digital Johntefon. Foto oleh: Wiwin Yulius

Core™ i7 965 saya jajal untuk batch process konversi RAW 100 foto 10MP dan diselesaikan dalam waktu rata-rata 6 menit. Sementara pada hari Sabtu kemarin, untuk pertama kalinya dan di muka para peserta workshop, saya menjajal batch process konversi RAW 100 foto 10MP dengan Core™ i7 980X. Hasilnya sungguh mengagumkan karena prosesor tercepat di dunia ini menyelesaikannya dalam waktu 4 menit saja.

Dengan prosesor baru ini digital photography worklow jadi lebih singkat. Waktu bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang lebih penting ketimbang menunggui proses konversi di komputer lambat. Kalau boleh menyebut, contoh hal-hal yang lebih penting itu seperti waktu untuk mengeksplorasi ide-ide foto baru, membicarakan next photo job dengan klien, dan berekreasi bersama keluarga, teman dan kolega.
Link terkait:

detikInet e-Community: Fotografer.net bareng Intel Bidik Model Cantik

Fotografer.net: Workshop “Turbo Boost-Ing the Digital Workflow” bersama John Tefon dan Kristupa Saragih, Jakarta 27 Maret 2010

Konversi RAW Dengan Intel Core i7 Extreme 965 3.20 GHz

Pengalaman Pertama Dengan Intel Core i7 Extreme 965 3.20 Ghz
Wiwin Yulius

Praktek fotografi dengan tanya-jawab langsung di lapangan dengan peserta workshop. Foto oleh: Wiwin Yulius
Wiwin Yulius

Suasana praktek fotografi yang hasilnya kemudian dipakai sebagai bahan untuk praktek alur kerja fotografi digital, alias "digital photography workflow". Foto oleh: Wiwin Yulius

Lensa

Kamera refleks lensa tunggal‎ (en:single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film. (NESW4586)


Cara Memilih Lensa Kamera Digital SLR

by Enche on January 20, 2010

Memilih lensa kamera merupakan suatu perkara yang rumit dan sering membingungkan. Dalam artikel ini saya mencoba menjelaskan seringkas dan sepadat mungkin. Semoga membantu.
1. Lensa Zoom atau Prime

Pertama-tama, yang kita perlu putuskan adalah apakah kita memerlukan lensa zoom atau lensa prime / fixed. Lensa zoom tentunya lensa yang lebih fleksibel, tapi lensa prime memiliki keunggulan di kualitas optik dan biasanya lebih ringan dan pendek. [Baca: Lensa prime vs lensa zoom]
2. Rentang Fokal lensa

Kemudian, kita harus menentukan rentang fokal lensanya. Ada beberapa jenis pilihan, antara lain:

Ultra lebar atau lensa mata ikan (fisheye) : Lensa jenis ini memiliki rentang lensa sekitar 8mm sampai 16mm. Lensa jenis ini bisa menangkap area yang sangat lebar.

Standard : Lensa yang memiliki rentang fokal sekitar 18-55mm. Jenis lensa ini biasanya di bundel ketika Anda memilih kamera digital SLR. Lensa ini termasuk lensa serba guna karena sering digunakan untuk berbagai keperluan.

Telephoto: Lensa yang memiliki rentang fokal sekitar 55-300mm. Jenis lensa ini untuk mengambil foto dari jarak jauh seperti burung, binatang liar, potret dan kegiatan olahraga.

Lensa sapu jagat / superzoom : Lensa ini memiliki rentang fokal lensa yang sangat besar, yaitu dari 18-200mm atau ada pula yang mencapai 270mm. Lensa jenis ini seperti gabungan dari lensa standard dan telephoto sehingga sangat fleksibel. Cocok untuk pengguna yang tidak ingin membawa lensa lebih dari satu. Kekurangan lensa ini adalah harga yang lebih tinggi.
3. Bukaan lensa

Semakin besar bukaan, semakin banyak cahaya yang bisa diserap masuk ke kamera. Oleh sebab itu, lensa dengan bukaan besar baik bila Anda sering mengambil foto di dalam ruangan atau di situasi yang gelap. Lebih dari itu, lensa berbukaan besar, memudahkan Anda mengontrol kedalaman fokus sehingga mempermudah membuat latar belakang menjadi kabur. Namun sayangnya, lensa yang memiliki bukaan besar, biasanya lebih mahal. Biasanya, lensa prime memiliki bukaan yang lebih besar dari kebanyakan lensa zoom. Jadi bila bukaan besar menjadi prioritas, lebih baik bila melihat-lihat lensa prime.
4. Fungsi-fungsi lensa

Ada beberapa fungsi yang perlu diperhatikan diantaranya:

IS/VR (Image Stabilization/Vibration Reduction) : lensa yang memiliki fungsi ini bisa membantu mengurangi getaran kamera saat mengambil gambar dengan shutter speed rendah sehingga mengurangi blur pada foto. Fungsi ini sangat berguna untuk mengambil gambar benda yang tidak bergerak, namun tidak berguna untuk foto subjek yang bergerak seperti foto olahraga.

Makro : Fungsi makro lensa memungkinkan fokus dengan jarak dekat, sehingga objek yang kecil menjadi besar. Bila Anda menyukai foto serangga, bunga, atau benda-benda kecil lainnya, sebaiknya mencari lensa ini. Lensa makro yang baik biasanya termasuk kategori lensa prime.

Ada juga lensa yang tahan cuaca dan air. Lensa semacam ini cocok untuk dibawa dalam kegiatan outing atau hiking.

AF-S/SDM/USM/HSM : Bila Anda menemukan kode-kode seperti ini pada lensa Anda, berarti lensa Anda memiliki motor auto fokus yang hampir/tidak bersuara ketika mengambil fokus. Sebagian besar lensa yang memiliki fungsi ini juga lebih cepat daripada lensa biasa.
4. Memilih lensa merek lain?

Ada beberapa produsen lensa yang terkenal seperti Tamron, Sigma, Tokina, dan beberapa yang lain. Biasanya, lensa buatan pihak ketiga ini lebih murah. Tapi apakah lensa buatan pihak ketiga ini bisa diandalkan? Ini tergantung pada kelas lensanya. Masing-masing produsen lensa biasanya menyediakan dua jenis lensa: kelas biasa, dan kelas atas yang berkualitas tinggi.

Lensa yang ditawarkan pihak ketiga ini sangat bervariasi, sehingga sulit digeneralisir. Tapi menurut pengalaman saya, inilah ciri-ciri utamanya:

Tamron: Auto fokusnya pelan, kurang akurat dan sedikit berisik. Terkenal karena murah, dan menawarkan enam jenis lensa sapu jagat.

Sigma: Auto fokus lebih baik kinerjanya daripada Tamron, memiliki deretan lensa yang cukup komplit dari yang kualitas rendah dan murah sampai tinggi. Sigma juga terkenal akan lensa telephoto zoomnya.

Tokina: Koleksi lensa Tokina tidak sebanyak Sigma dan Tamron. Spesialisasi Tokina yaitu pada lensa ultra lebar. Kualitas kontruksi dan optik Tokina boleh dibilang sangat baik.
5. Lain-lain

Khusus untuk pengguna kamera Canon, banyak juga yang menanyakan soal perbedaan lensa L dan non – L. Lensa yang berlabel L (singkatannya Luxury atau mewah) adalah lensa yang berkualitas tinggi dari optik maupun konstruksinya. Sebagian besar lensa L lebih mahal daripada lensa yang bukan L.

Lalu ada lensa Canon EF-S. Lensa-lensa EF-S tidak di desain untuk kamera digital SLR full frame Canon, seperti Canon 5D, 1d mark, jadi hanya bisa dipakai untuk kamera digital SLR Canon biasa.

Bila ada yang masih bingung dan ingin menanyakan atau berbagi pengalaman tentang lensa yang dipunyai silahkan membalas melalui kotak komentar dibawah.

Mengenal Jenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR
Posted in Fotografi.

jenis2 lensa kamera, macam2 lensa kameraJenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR yang beredar di pasaran sangat beragam, hal ini tentu sangat membingungkan pemula seperti saya yang ingin upgrade kit lensa bawaan kamera dslr. Masing masing lensa kamera dslr mempunyai fitur dan fungsi yg berbeda satu sama lain. Hal ini biasanya ditandai dengan penggunaan notasi pada setiap lensa. Sayangnya, beda merk beda pula notasi lensa-nya. berikut ini saya coba untuk memberikan pengertian cara membaca notasi-notasi pada Jenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR yang beredar di pasaran.
Jenis-jenis dan Macam-macam Lensa Canon

* EF – Lensa Canon EF bisa digunakan pada semua kamera digital slr Canon EOS. EF singkatan dari Electro Fokus, yaitu memiliki auto fokus yg digerakkan oleh sebuah electro motor yang terintegrasi pada bodi lensa. Semua kontak antara Lensa dan bodi kamera dikendalikan secara elektrik, sama sekali tidak ada kontak mekanis antara lensa dan bodi kamera
* USM – Ultrasonic Motor Drive – Lensa EF yang dilengkapi dengan USM drive, akan memberikan performa autofokus yang lebih cepat, akurat dan tenang, dan mengkonsumsi lebih sedikit daya dibandingkan dengan yang menggunakan motor drive AF . Ada dua jenis USM, ring-type USM and the micromotor USM. Ring-type USM selalu disukai karena unggul performa dan efisiensi, dan memberikan full time manual fokus operasi tanpa beralih dari modus AF.
* IS – Image Stabilizer – Berfungsi memiminimalkan atau bahkan menghilangkan gambar yang kabur karena goyangan pada kamera dengan bantuan accelerometer
* L Series Lenses – Kasta tertinggi dan termahal dari jajaran Lensa kamera Canon yang memiliki performa optical yang superior. dibuat dengan konstruksi yang solid. sehingga tahan dipakai secara intensif, dalam jangka waktu yang lama dan dalam kondisi apa pun. Lensa ini bisa dikenali dengan lingkaran merah di sekeliling bagian depan depan lensa.
* EF-S – Mounting Lensa ini adalah turunan dari EF lens mount dibuat untuk kamera Canon DSLR dengan APS-C sized image sensor.

BERBAGI KISAH: Framing/kompisisi (Teori Komposisi)

BERBAGI KISAH: Framing/kompisisi (Teori Komposisi)

emosi dalam pendidikan seni visual

Emosi Dalam Pendidikan Seni Visual.

Projek Zero yang diasaskan oleh Howard Gardner berharap dapat menyelesaikan masalah dengan cadangan antaranya ialah ; Menyiasat tingkah laku pemikiran, sikap, nilai, tabiat keghairahan minda yang memainkan peranan dalam berfikir seperti kecenderungan dan kepekaan pelajar dalam memilih sebab yang sesuai untuk berfikir secara kritis ; Mereka dan menolong mencerminkan masyarakat sekeliling seseorang dan menimbulkan, mengeluarkan, menggerakkan dan menggalakkan perbuatan individu di dalam kumpulan dan masyarakat.

Di dalam bukunya Creative and Mental Growth, Victor Lowenfeld menggariskan tahap perkembangan seni kanak-kanak ; Pada peringkat kedua ( Preschematic) empat hingga enam tahun, kanak-kanak menggunakan warna tetapi lebih kepada emosi dari logikal ; Pada tahap ke lima pula (The Pseudorealistic Stage) Kanak-kanak yang mempunyai daya tampak yang tinggi mempunyai konsep visual yang sedar akan perubahan warna yang berlaku pada keadaan yang berlainan, manakala yang kurang daya tampak melihat warna sebagai alat mencerminkan reaksi emosi pada subjek yang dihasilkan.

Prof. Madya Hj. Iberahim Hassan ( 2000 ) berpendapat, walaupun manusia sering berbeza pendapat tentang kepercayaan dan idealogi, tetapi mereka tetap mempunyai cita rasa yang sama terhadap kedamaian, ketenangan, kecintaan dan keindahan seperti ketika berada di tasik yang tenang di waktu senja yang sepi..

Judith Peck (2003) ‘ Kajian mengenai produksi seni sebagai suatu bantuan dalam memahami pengalaman manusia. Pembelajaran ini menaksir penyelidikan tentang keupayaan perluahan seni visual dalam personaliti dan tabiat, dan nilai seni visual di dalam menambahkan kualiti kehidupan ‘.

Seni mempunyai kuasa tersendiri dalam menarik minat seseorang, lantaran itu seorang pendidik dapat menjadikan ia satu instrumen menerapkan nilai terapeutik bagi menarik minat pelajar, menjadikan pelajar lebih rapat dan rasa selamat, kreatif berfikir, inovatif, aktif, berkeyakinan, emosi yang stabil, penuh kasih sayang dan sahsiah yang mantap. Kesimpulan dari cadangan ini akan mencapai era yang ditunggu-tunggu dan meneroka dimensi baru seiring dengan perlaksanaan kurikulum Bestari Pendidikan Seni Visual.


Latarbelakang Terapi Seni.

Walaupun kita masih baru di dalam terapi seni sebagai instrumen pemantapan emosi dan sahsiah, tetapi, negara negara barat seperti Kanada, Amerika Syarikat, Great Britain dan lain lain lagi telah mengiktiraf dan kini menjadi suatu bidang yang dipelajari di sekolah, kolej dan universiti universiti. Permintaannya tinggi dan diiktiraf menjadi karier kategori profesional.

Sejarah terapi seni ini bermula pada akhir tahun 40an apabila pakar psikaitris dan psikoanalis di hospital di Great Britain sejak bertahun lagi telah menggunakan lukisan dan catan sebagai proses terapi. Ini menjadikan lukisan dan catan suatu sumbangan yang amat
berharga kepada proses terapi. Di antara 1940an dan 60an, Ramai pelukis dan guru lukisan berminat menawarkan diri berkhidmat di hospital dan klinik yang kemudiannya dilantik
sebagai penasihat psikaitris atau penguasa perubatan. Mereka ini mempunyai kepakaran nilai terapeutik terhadap seni dalam perubatan, sehingga itu, kepakaran mereka diiktiraf dan diserapkan ke jawatan tetap. Sehinggalah June 1980 di hospital hospital dan pada 1990, National Joint Service for Social services hanya mengiktiraf Siswazah menjawat
perkhidmatan Terapi seni. Maka semakin berkembanglah karier mulia ini sehingga hari ini.

Victor Lowenfeld seorang pengkaji seni dalam bukunya ‘Teori Perkembangan Kanak-kanak’ menulis tentang terapi seni ini di mana kecenderungan seorang kanak-kanak yang melukis figura ibunya lebih besar dari ayahnya, mempunyai maksud yang


tersirat. Gambaran sebenarnya memperlihatkan kasih sayang kanak-kanak itu lebih pada ibunya, sebab itu figura ibunya diberi penekanan sebegitu rupa. Victor Lowen Seld
mengkaji beribu ribu lukisan yang memberi pengertian yang tersurat dan tersirat. Penyelidikan ini menolong ahli ahli bidang psikologi mengakui kepentingan terapi seni dalam merawat kesan psikologi terhadap pelajar pelajar.

Michael Samuel M. D. Dalam bukunya ‘Art as a Healing Force’ pula, sentiasa menekankan kepentingan seni menolong sesama manusia untuk menambahkan atau menyembuhkan keintelektualan dan emosi yang stabil. Menurut beliau, Seni visual merupakan kuasa luar biasa yang menakjubkan dan bisa menyembuhkan dan menjadi pemangkin sahsiah manusia.

Matlamat Terapi Seni

Melalui ekspresi seni pelajar dapat memahami cara untuk mendedahkan keperluan dalaman dan konflik jiwa serta boleh memberi bantuan dalam pencarian resolusi. Penghasilan seni yang terbatas dan pelajar yang kekurangan ini mendapat nafas baru dalam memartabatkan lagi dunia seni melalui rekabentuk “seni luar”. ( Judith Peck )

Menurut Frostig & Essix ( 1998 ) The responsible of an Art or Expressive Therapist within a school setting is to help student express and contain their internal conflicts, while facililitating their ability to implement change.



Objektif Terapi Seni

Melalui pengajaran dan pembelajaran, persembahan media yang terpilih, bacaan dan kajian individu, pelajar dapat mengenali dan membiasakan diri dengan isi kandungan, gaya dan simbol imej yang kerap kali dilihat dalam karya. Dengan ini, pelajar dapat membuka jalan di alam bawah sedar dan pintu kepada perubahan positif terhadap orang yang memerlukan pertolongan.

Menurut Eve C. Jarboe, Terapi Seni di sekolah secara amnya adalah untuk pelajar khas yang mempunyai permasalahan dalam pembelajaran, tingkahlaku, gangguan emosi atau kecacatan fizikal termasuk pada mata kasar atau halus.

Fungsi Terapi Seni Di dalam Pemantapan Emosi Pelajar


Terapi seni bermaksud bantuan rawatan tanpa ubatan dan pembedahan dalam menyelesaikan permasalahan berkaitan cabang ilmu Pendidikan Seni Visual. Terapi batiniah ini merawat mental melalui kaedah kognitif, psikomotor dan afektif. Seni visual pula sebagai instrumen yang membantu pelajar mengatasi kekeliruan dan kekalutan emosi
dan tekanan bertindan bukan sahaja dalam menghadapi proses pengajaran dan pembelajaran tetapi kehidupan seharian.Terapi Seni ini telah menjadi kajian sekian lamanya di negara negara barat. Di Malaysia pula, terapi seni masih belum ada kajian yang mendalam mengisi ruang kosong bagi membantu menyelesaikan pemasalahan pelajar dalam usaha menginterpretasi diri, memperkembangkan pengetahuan, mempertingkatkan kecerdasan, pernyataan kendiri dan utiliti idea.

Terapi seni sebagai asas pemantapan emosi dan sahsiah pelajar kini menjadi keperluan yang tidak dapat dielakkan lagi. Pelajar datang dari latar belakang yang berbeza samada dari segi genetik, keluarga , bangsa, persekitaran, tempat, budaya dan agama menjadikan terapi seni ini suatu keperluan demi merungkai kompleksiti tersebut daripada menjadi bertambah serius. Ini adalah untuk memastikan kepesatan pembangunan negara
kita, bukan saja ditajai oleh insan yang berpendidikan, mahir, berteknologi, berdaya cipta dan berbudaya tetapi yang mempunyai kecerdasan dan sahsiah diri yang mantap di samping kestabilan emosi.